Kamis, Juli 02, 2009

Ayo NgeBlog biar ga GoBlog !

Bener ngeBlog bisa bikin kita ga goBlog ?

Melihat pengalaman pribadiku saat baru mulai ngeblog sekitar awal Januari tahun ini, saat saya melihat guru saya sedang asik ngeblog. Motivasi untuk mulai ngeblog kuawali dari blog dia yang cukup bagus [saterlat]. Dia banyak banyak memberikan masukan-masukan berharga tentang ngeblog. Mulai dari cara nulis, tips-tips ngeblog, hingga memanfaatkan blog untuk menghasilkan duit bagi pemiliknya.

Waktu itu pengetahuanku untuk ngeblog masih sedikit. Nah, pas singgah di [saterlat], kesan pertama langsung ga nyaman. Namun, kupaksain aja baca terus artikelnya tiap hari. Cara bacaku adalah langsung baca keseluruhan artikel dan langsung aku praktekan. Walaupun ada beberapa kata yang ga aku ngerti, aku tetep berjuang unutk mencobanya. Ketika satu artikel udah selesai, dan aku bisa menangkap intisarinya, baru deh nyari arti kata-kata yang ga aku tahu itu.

Selama sebulan aku ngelakuin hal itu terus. Dan setelah itu aku ngerasa lebih baik dari sebelumnya. Walaupun mungkin blog aku masih kalah dengan blog orang-orang yang sudah mahir ngeblog, dan blog ku gax bagus-bagus amat tapi aku gax mau kalah dengan mereka. Setidaknya aku masih punya keinginnan untuk terus belajar

Itu baru satu hal dari manfaat ngeblog. Masih banyak hal lain yang kudapatkan dari ngeblog ini yang mampu mengangkatku dari ke-goblog-an ku dulu. Sekarang aku juga lebih suka nulis.

Dari dulu aku emang gax begitu suka baca. Nah ketika udah mulai ngeblog, kegiatan ngebaca ku jauh lebih sering lagi. Dan apa yang udah kubaca, sekarang bisa aku tuangkan dalam bentuk tulisan. Walaupun bahasanya masih ga bagus-bagus amat. Setidaknya udah ada kemauanlah untuk menulis.

Nah, mungkin kamu punya manfaat lain lagi yang bisa di sharing ke blogger lain yang udah kamu dapatkan ? Silahkan aja berbagi di kolom komentar…

........."Ayo ngeBlog !"........

Emang jatuh cinta harus pacaran ya ?

Lagi…

Ini artikel tentang masalah cinta-cintaan ku yang kedua, dulu aku juga pernah membahasnya. Kali ini aku nulis lagi, karena sempat terganggu dengan beberapa foto FS salah satu temanku yang atas nama cinta rela nyium cowoknya.

Kalau kita bisa berpikir kritis sedikit aja, ketika sepasang manusia sedang jatuh cinta, mereka merasa sudah resmi dan terikat terhadap pasangannya. Dan ketika apapun dilakukan atas nama cinta, maka ia rela melakukannya. Sekali lagi atas nama cinta. Padahal kalau kita lihat, tidak ada ikatan yang sah yang membuat mereka boleh melakukannya.

Mereka bukan orang yang bodoh, malahan pintar banget. Tapi kepintarannya itulah yang digunakan untuk memberikan alasan-alasan dengan berbagai bahasa filsafat ala Kahlil Gibran misalnya, untuk membenarkan berbagai kesalahannya. Sungguh ironis.

Karena itu kita akan terus melihat bangsa ini terpuruk dan terus terpuruk. Anak-anak muda dibutakan oleh cinta. Menjadi mabuk lantas rela mati karena cinta itu pula. Cinta yang salah.

Perasaan jatuh cinta emang pernah menginggap sama siapa aja. Dan itu emang udah fitrah sebagai manusia. Allah memang telah memberikan rasa cinta itu kepada hamba-Nya sejak lahir. Namun apa lantas ketika rasa cinta itu muncul harus diwujudkan dengan pacaran ? Melegalkan hubungan mereka agar terlihat “resmi” dan “bebas” ngelakui hal-hal yang ga biasa dilakuin oleh teman biasa.

Ada jalan yang dianjurkan oleh Allah, menikah. Itulah yang dianjurkan, bukan malah pacaran. Malahan ada beberapa orang yang membuat istilah baru, yakni Pacaran Yang Islami ? hehehe masa’ kemaksiatan dibalut dengan Islam. Berarti boleh juga donk Judi Islami ? Gimana tuh…

Kadang juga bagi para “pacaranisme” (orang yang menyetujui pacaran), mereka berdalih bahwa pacaran adalah jalan untuk kenal-mengenal. Salah banget tuh. Kenal mengenal kok pake jalan yang salah. Entar ujung-ujungnya bisa salah loh..

Islam menyediakan solusinya yakni melalui khitbah. Entar dilain waktu aku akan membahas tentang khitbah ini.

Jadi, setelah jatuh cinta ga harus pacaran kan ?

Bersyukur Karna Bintang

Hari ini aku tiba-riba teringat dengan kesempatan yang aku dapatkan sekitar tahun 2005 dulu. Ketika aku menjadi salah satu perwakilan dari Kaltim untuk mengikuti olimpiade sains nasional bidang Astronomi yang waktu itu diselenggarakan di Jakarta.

Aku ingat ketika Pak Darjo (Guru Fisika ku) menyuruhku untuk mengikuti lomba ini di tingkat kota. Wah, sempet kaget juga. Soalnya aku belum banyak tahu tentang astronomi. Apalagi waktu itu, ilmu astronomi tidak terlalu banyak dipelajari di sekolah.

Tapi, kuterima aja tantangan itu. Dan alhamdulilah aku bisa menang di tingkat kota dan propinsi. Namun di tingkat nasional aku belum bisa juara. Masih peringkat 40 dari 85 peserta. Lumayanlah menurutku. Satu hal yang bisa kurasakan hingga saat ini dari perlombaan itu, bukan rasa kebanggan kemenangan yang selalu kuingat. Tapi, rasa bersyukurku terhadap alam ini yang makin besar.

Aku ingat ketika dulu belajar astronomi, aku jadi lebih sering membuka-buka terjemahan Al-Qur’an. Karena ternyata di Al-Qur’an banyak sekali ilmu tentang astronominya. Mulai dari awal penciptaan alam semesta ini, hingga pernyataan Al-Qur’an tentang adanya makhluk hidup selain di bumi. Semuanya ada. Komplit, dan ga perlu lagi diragukan kebenarannya.

Dan malam-malam setelah itu, aku lebih sering lagi mendongakkan kepala untuk melihat langit malam yang cerah. Begitu banyak bintang-bintang yang bertaburan. Ada acturus, capella, aldebaran, alpha centauri, dll. Nama-nama mereka begitu indah, seindah cahaya yang mereka keluarkan.

Begitu juga dengan susunan mereka yang selalu teratur. Yang kita biasa menyebutnya dengan istilah rasi. Ada rasi Aquarius, Leo, Orion, Gemini, Pleiades, dan rasi-rasi lainnya. Semua tertata dengan rapi dan sempurna.

Lantas haruskah kita menyangsikan lagi kalau semua itu adalah ciptaan Allah, Tuhan pemilik sekalian alam. Kita akan terlihat sangat kecil bila dibandingkan dengan itu semua.

Apalagi jika mengingat kalau semua ini akan berakhir. Alam semesta pasti akan mati. Kita akan mati. Dan kehidupan selanjutnya juga akan segera menanti. Membalas apa yang sudah kita lakukan di dunia ini. Aku teringat salah satu materi yang aku pelajari ketika mengikuti olimpiade astronomi dulu. Yakni kematian alam semesta.

Kita pasti pernah melihat cahaya bintang kan ? Dan kalian juga pasti tahu kalau jarak bintang dengan kita itu sangat jauh sekali. Dan satuan untuk mengukur jaraknya bukan pake km atau mil lagi. Melainkan menggunakan satuan tahun cahaya.

Maksud 1 tahun cahaya yakni, jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam waktu satu tahun. Berdasarkan perhitungan, satu detik cahaya mampu menempuh jarak 300.000 km. Bahasa mudahnya, satu detik cahaya mampu mengelilingi pulau jawa kira-kira 150 kali ! Itu baru satu detik. Kalau satu tahun ? Kalikan aja dengan berapa detik setahun itu. Luar biasa kan ?

Nah, lebih luar biasa lagi kalau kita tahu bahwa jarak bintang-bintang itu sangat jauh. Yang paling deket aja dengan bumi (selain matahari tentunya) adalah Alpha Centauri (mudahan ga salah), dengan jarak ke bumi kira-kira 4,5 tahun cahaya.

Artinya kalau kita ngeliat bintang Alpha Centauri malam ini, itu adalah cahaya yang dikeluarkannya 4,5 tahun yang lalu (kira-kira sekitar tahun 2004). Nah, kita ga akan pernah tahu apa bintang itu saat ini masih ada atau ga.

Kalau saja bintang yang terdekat dengan bumi itu meledak saat ini, kita baru tahu 4,5 tahun lagi dari sekarang. Jadi, kalau saja alam ini sedang menuju kehancuran, kita akan selalu telat mengetahuinya. Mungkin saja bintang yang kamu kagumi setiap malam sebenarnya juga telah meledak dan mati. Namun karena jauh, kita baru tahu jutaan tahun lagi dari sekarang. Jadi kiamat itu sudah pasti adanya.

Namun, kita ga usah lah berkutat untuk menghitung kapan kiamat itu terjadi (seperti isu-isu yang kita pernah dengar beberapa tahun yang lalu). Cukuplah dengan memperbaiki diri kita dari waktu ke waktu. Karena siapa tahu setelah membaca postingan ini, aku atau kamu dijemput oleh malaikat pencabut nyawa.

Alhamdulillah aku pernah mempelajari ilmu astronomi dulu. Banyak hal yang bisa kupetik sekarang. Dan, aku harus terus haus dengan ilmu-ilmu seperti itu. Dan Insya Allah akan membaginya kepada kalian, di blog sederhana ku ini. Gratis ! :D

Belajar Tak Perlu dengan …

Inspirasi untuk menulis ini tiba-tiba datang begitu saja. Mungkin, kegamangan diri yang telah lama terpendam. Dan akhirnya bisa tertulis di blog bersahaja dan sederhana ini …*halah… :)*

Tak perlu dengan seragam putih abu-abu yang wangi lagi licin untuk belajar. Tak perlu juga gedung-gedung berdinding tembok berlantai ubin putih mengkilap untuk belajar. Tak perlu juga guru lulusan S1, S2, atau S3 dari Oxford University untuk membimbing kita belajar. Tak perlu tablet PC seharga 20 jutaan yang terkoneksi dengan internet satelit berkecepatan tinggi untuk belajar. Tak perlu lampu terang benderang berdaya 100 watt untuk belajar. Tak perlu mobil sport keluaran terbaru yang setiap pagi mengantarkan kita ke sekolah untuk belajar. Tak perlu.

Yang kita butuhkan hanya semangat membagi ilmu kepada orang lain. Ya, hanya itu.

Dengan semangat itu, seragam lusuh nan apek yang sudah berubah warna menjadi kuning tak menghalangi niat kita untuk belajar. Dengan semangat itu, gubuk reot berdinding anyaman bambu beratap daun kelapa mampu menjadi tempat kita berkutat dengan buku seharian. Dengan semangat itu, orang tua kita yang tak lulus SD pun bisa menjadi guru privat paling hebat dan paling setia di dunia. Dengan semangat itu, kertas bekas fotocopy-an yang kita pungut di tempat sampah pun bisa menjadi tempat menulis rumus-rumus dan tulisan-tulisan yang mampu mengubah dunia. Dengan semangat itu, lampu minyak tanah dengan asap hitam pekatnya yang kita buat dari kaleng bekas minuman pun mampu menerangi belajar kita di malam hari. Dengan semangat itu pula, walau hujan cukup deras di pagi hari kita tetap berangkat ke sekolah dengan selembar daun pisang yang menangui kepala kita. Ayo Belajar !

Terinspirasi dari betapa susahnya hidup dan cara belajar bapakku dulu. Yang mencoba kuterjemahkan dengan caraku sendiri di masa sekarang.

Wuih ku lagi semangat-semangatnya belajar nih. Mudahan kali ini bisa lulus

Mana Sempat Belajar ?

Beberapa bulan yang lalu, ketika pengumuman kelulusan diumumkan, begitu banyak adik-adik ku yang ga lulus. Apa ada yang salah dengan mereka ?. Bayangkan, kita telah kehabisan waktu untuk belajar. Coba lihat hitung-hitungannya berikut ini:

Kalau dilihat dari logika, sebenarnya bukan salah sang siswa bila ia tidak lulus ujian, belajar pun tidak sempat….

Kita semua tahu bahwa setahun itu hanya terdapat 365 hari? Nah, berapa jumlah waktu yang dipergunakan oleh anak sekolah untuk belajar? Mari kita hitung bersama-sama!

Hari Minggu; 52 hari dalam setahun, kita pasti tahu kalau hari minggu adalah untuk istirahat. Hari tersisa tinggal 313.

Hari libur nasional dan libur keagamaan; tak kurang dari 13 hari libur setahun. Hari tersisa tinggal 300.

Liburan sekolah, atau siswa dipulangkan lebih cepat karena guru rapat mendadak: jelas semua siswa akan berlibur dan tidak akan belajar. Biasanya sekitar 2 bulan lebih, anggaplah sekitar 60 hari. Hari tersisa tinggal 240.

Tidur dalam sehari paling tidak 8 jam untuk kesehatan; berarti 120 hari terpakai. Hari tersisa tinggal 120.

Tentu kita beribadah kan? paling tidak 1-2 jam sehari kita beribadah, kita alokasikan 25 hari dalam setahun. Hari tersisa tinggal 95.

Bermain dengan teman-teman yang juga baik untuk kesegaran dan kesehatan, paling tidak memerlukan 1 jam sehari. Terpakai lagi 15 hari. Hari tersisa tinggal 80.

Kita makan sehari tiga kali. Jadi paling tidak selama satu hari kita habiskan 2 jam untuk makan/minum (makan pagi, siang, sore), hilang lagi 30 hari. Hari tersisa tinggal 50.

Jangan lupakan, Manusia adalah makhluk sosial, butuh berinteraksi dengan orang lain, kita ambil 1 jam perhari untuk berbicara. 15 hari terpakai lagi. Hari tersisa tinggal 35.

Kita pun bisa sakit; paling tidak 5 hari dalam setahun, sudah cukup mewakili. Hari tersisa tinggal 30.

Ujian itu sendiri biasanya dilaksanakan selama 2 minggu per semester berarti, 24 hari sudah teralokasi untuk ujian. Hari tersisa tinggal 6.

Nonton dan jalan-jalan paling tidak 5 hari dalam setahun. Hari tersisa tinggal 1 hari.

Satu hari yang sisa itu kan HARI ULANG TAHUN! “Masa belajar sih?”

Jadi, kapan waktu buat belajar? Belum lagi waktu yang tersita untuk ngeblog… Hehehehe…

Di Jogja Ga Ada yang Namanya Kanan dan Kiri

Kira-kira baru seminggu aku di jogja. Dan dalam waktu seminggu itu, aku udah banyak menemukan hal-hal unik. Diantaranya adalah penggunaan arah mata angin untuk menunjukkan arah jalan atau lokasi suatu tempat.

Kalau di daerah lain, biasanya kalau kita mau nanya lokasi suatu tempat, kita akan di bimbing dengan kata-kata “Lurus”, “Belok Kanan”, dan “Belok Kiri”. Nah di Jogja aku jarang banget nemuin kata-kata petunjuk seperti itu. Malah aku di arahkan dengan “Ke Utara, Ke Selatan, Barat dan Timur”.

Aneh juga ya. Entah kok masyarakat Jogja lebih terbiasa dengan arah Utara-Selatan dibandingan dengan Kanan-Kiri. Mungkin hal ini dikarenakan orang jogja masih kental dengan nuansa kerajaan. Tau kan gimana sebuah kerajaan itu. Orang-orang dulu mungkin lebih mudah mengingat jalan atau tempat dengan menyebutkan arah mata angin. Maklum aja dulu kan masih banyak hutan-hutan. Nah rumah-rumah penduduk pasti jaraknya jauh-jauh.

Jadi tentu aja akan lebih gampang menyebut Utara-Selatan dibandingkan Kanan-Kiri. Kalau dengan menyebut Utara-Selatan kan ga harus ngikut jalan yang udah ada. Jadi bisa nembus-nembus hutan untuk sampai ke suatu daerah.

Tapi entahlah, benar atau enggak. Itu hanya pendapat aku aja. Hanya Allah yang tau.

 

My Blog List

wibiya

Hello

Copyright © 2009 Designed by gemblunx Supported by Blogger